Makassar. Mengawali kegiatan, Dr. Ir. Golar, S.Hut., M.Si., CRP bersama rombongan menyampaikan niat kunjungan yang langsung dijamu oleh Dekan Fahutan UNHAS Dr. Ir. Mujetahid M, S.Hut., MP., IPU. Kunjungan tersebut berlokasi di Ruang Dekan Lantai 2 Fakultas Kehutanan UNHAS pada pukul 09.00 Wita (Senin, 18 Juli). Setelah itu, Dekan Kehutanan UNHAS pun langsung membawa rombongan menuju ruangan Forest and Society yang lokasinya tidak jauh dari ruang kerjanya.

Kegiatan upgrading ini dijadwalkan selama dua hari, yakni pada Senin- Selasa (18-19 Juli). Upgrading langsung dipandu oleh Editor in Chief Forest and Society Dr. Forest. Muhammad Alif K.S., S.Hut., M.Si. Instruktur pun memberikan materi awal tentang “How to be a Scopus Journal”. Dalam paparannya, Jurnal yang akan Terindeks Scopus itu harus memiliki kriteria minimum, yakni:

  • Adanya peer- review
  • Abstrak jurnal berbahasa inggris
  • Dipublikasi secara reguler (terus menerus)
  • Adanya Etika publikasi

Setelah materi tersebut, dilakukan diskusi secara terbuka tentang apa saja yang sudah dilakukan oleh Forest and Society hingga bisa mencapai Q2 terindeks Scopus. Menurut instruktur, jurnal yang akan terindeks scopus itu harus memiliki aim dan scope yang jelas. Sehingga sebuah jurnal akan memiliki marwah sesuai scopenya. Berkaca pada website Warta Rimba, ketika diperlihatkan kepada Instruktur tampilan website tersebut masih jauh dibawah standar ketika akan diajukan akreditasi. Penilaian instruktur benar adanya, karena memang aim dan scope jurnal tersebut belum jelas arah dan tujuannya, ditambah lagi masih berbahasa Indonesia.

Setelah itu, jurnal tersebut harus memiliki DOI. DOI tersebut bisa didapatkan ketika pengelola jurnal telah membelinya di crossreff. DOI memang tidak wajib, namun sangat berpengaruh dan penting. Karena, DOI merupakan lama/identitas yang dimiliki oleh setiap artikel yang dipublikasikan. Pada jurnal Warta Rimba, DOI tersebut belumlah ada, karena belum dilakukan pembelian.

Setelah berdiskusi, instruktur pun memberikan pekerjaan rumah sebelum rombongan pulang menuju penginapan. PR tersebut adalah harus memikirkan aim dan scope Warta Rimba yang langsung diubah ke dalam Bahasa Inggris. Sekaligus penyegaran menu pada tampilan websitenya.

Keesokan harinya, rombongan pun kembali bertemu dengan instruktur berlokasi di ruangan yang sama. Rombongan pun, memperlihatkan hasil PR yang telah diberikan. Instruktur pun meresponse dengan bagus terhadap hasil tugas yang diberikan kepada pengelola khususnya pada aim dan scope, kemudian penyegaran menu tampilan website.

Setelah diapresiasi, Langkah selanjutnya menurut instruktur adalah bagaimana caranya Warta Rimba bisa memanggil orang lain untuk berkontribusi sesuai dengan aim dan scope yang telah dimuat pada laman website. Setelah itu, instruktur pun berpesan agar membeli DOI pada crossreff.